Sunday, 11 October 2015

Pemuda dan Sosialisasi


INTERNALISASI BELAJAR DAN SPESIALISASI
Dikutip dari artikel “Seminar Tentang Remaja : ANOMI DI KALANGAN REMAJA AKIBAT KEKABURAN NORMA, Jakarta Kompas” yang dimuat harian Kompas,  pada hari Senin, 11 Februari 1985 bahwa masa remaja merupakan masa transisi. Seringkali terjadi perilaku menyimpang atau melakukan pelanggaran akibat kontradiksi norma atau orientasi mendua. Karena itu remaja menjadi sasaran pengaruh media massa.
A.      Orientasi Mendua
Pertentangan nilai antara peer group (teman sebaya) dengan pola asuh dan metode pendidikan. Menurut Enoch Markum ada dua cara pemecahan masalah :
1.       Keluarga dan agama = mengaktifkan kembali fungsi keluarga, dan menerapkan agama secara keseluruhan.
2.       Hukum = dengan ditegakkannya hukum secara tegas akan berpengaruh besar bagi remaja untuk pengukuhan identitasnya.
B.      Peran Media Massa
Remaja menyerap semua informasi dari media massa tanpa menyeleksi terlebih dahulu. Maka dari itu harus dibekali dengan keterampilan menggunakan dan mengevaluasi informasi dengan baik dan benar. Bimbingan orang tua juga diperlukan. Sedangkan para komunikator massa seharusnya tetap menjalankan kode etik dalam menyebarkan informasi.
C.      Perlu Dikembangkan
Pembentukan relasi orang tua dan remaja yang positif bukanlah hal yang mudah, dilihat dari relasi negatif yang terus berkembang di masa sekarang.
Masalah kepemudaan dapat ditinjau dari 2 asumsi :
1.       Penghayatan mengenai proses perkembangan fragmentasi, terpecah-pecah, dan setiap fragmen mempunyai artinya sendiri-sendiri. Tingkah laku anak dan pemuda tidak lebih dari riak-riak kecil yang tidak berarti dalam gelombang perjalanan hidup manusia.
2.       Posisi pemuda dalam arah kehidupan itu sendiri. Pemuda tidak mempunyai andil yang berarti dalam ikut mendukung proses kehidupan bersama dalam masyarakat. Pemuda dianggap obyek dari penerapan pola-pola kehidupan (bukan subyek).
Pemuda sebagai suatu subyek dalam hidup tentu mempunyai nilai-nilai sendiri dalam mendukung dan menggerakkan hidup bersama itu. Maka tingkah laku pemuda sebagai interaksi terhadap lingkungannya dalam arti luas.

PEMUDA DAN IDENTITAS
Pemuda adalah generasi harapan penerus bangsa yang memiliki potensi sebagai sumber daya manusia dan sebagai penerus pembangunan.
A.      Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
Maksudnya adalah agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaannya dapat terarah. Pembinaan dan pengembangan generasi muda haruslah menanamkan motivasi kepekaan terhadap masa datang sebagai bagian mutlak masa kini. Pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut pengertian 2 pokok :
1.       Generasi muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan = pemuda yang telah dapat mandiri.
2.       Generasi muda sebagai obyek pembinaan dan pengembangan = pemuda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan.
B.      Masalah dan Potensi Generasi Muda
1.       Permasalahan Generasi Muda
ü  Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme.
ü  Kekurang pastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
ü  Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia.
ü  Kurangnya lapangan kerja/kesempatan kerja serta tingginya tingkat perguruan/setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya dan melambatnya produktivitas nasional.
ü  Kurang gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda.
ü  Masih banyaknya perkawinan dibawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pedesaan.
ü  Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
ü  Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
ü  Belum adanya peraturan perundang yang menyangkut generasi muda.
2.       Potensi Generasi Muda
ü  Idealisme dan daya kritis.
ü  Dinamika dan kreatifitas.
ü  Keberanian mengambil resiko.
ü  Optimis dan kegairahan semangat.
ü  Sikap kemandirian dan disiplin murni.
ü  Terdidik.
ü  Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan.
ü  Patriotisme dan nasionalisme.
ü  Sikap kesatria.
ü  Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi.
Lembaga-lembaga proses sosialisasi adalah keluarga, sekolah, kelompok sebaya, dan media massa. Sedangkan tujuan pokok dari sosialisasi adalah :
ü  Individu harus diberi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
ü  Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
ü  Pengendalian fungsi-fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
ü  Bertingkah laku selaras dengan norma atau nilai dan kepercayaan pokok yang ada.
Faktor lingkungan bagi pemuda dalam proses sosialisasi sangatlah penting, karena proses sosialisasi terus berlanjut dengan segala daya imitasi dan identitasnya.


PERGURUAN DAN PENDIDIKAN
A.      Mengembangkan Potensi Generasi Muda
Di negara-negara maju pada umumnya para mahasiswa didorong dan dirangsang dengan berbagai motivasi dan dipacu untuk maju dalam berlomba-lomba menciptakan ide gagasan yang harus diwujudkan dalam suatu bentuk barang, dengan berorientasi pada teknologi mereka sendiri.
Sedangkan di Indonesia diselenggarakan lomba karya ilmiah untuk pemuda agar berinovasi. Serta pada tingkat perguruan tinggi, lebih banyak diarahkan kepada program-program studi dalam berbagai ragam pendidikan formal.
B.      Pendidikan dan Perguruan Tinggi
Pendidikan penting untuk terciptanya kualitas sumber daya manusia, sebagai prasarat utama dalam pembangunan. Melalui pendidikan diharapkan bangsa Indonesia akan mampu membebaskan diri dari belenggu kemiskinan dan keterbelakangan. Namun semakin banyaknya manusia yang membutuhkan pendidikan maka semakin bervariasi mutu pendidikan yang diharapkan oleh mereka.
Generasi muda penting untuk mengenyam pendidikan tinggi karena :
1.       Sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik.
2.       Sebagai kelompok masyarakat yang paling lama di bangku sekolah.
3.       Mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi social dan budaya.
4.       Mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan.