Sunday 15 November 2015

Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan


A.    Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan
Keperluan sekarang adalah pengetahuan ilmiah yang harus ditingkatkan karena pengetahuan, perbuatan, ilmu, dan etika makin saling bertautan. Dalam hal ini dipertanyakan bagaimana mengkaji kemampuan manusia mngembangkan ilmu pengetahuan guna memanfaatkan sumber daya alam, dan bagaimana memanfaatkan sumber daya untuk membasmi kemiskinan.
Teknologi dalam penerapannya sebagai jalur utama yang dapat menyongsong masa depan cerah. Karena teknologi mempermudah kehidupan manusia.
Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa, sebagai perjuangan yang akan memperoleh kemerdekaan bangsa.

1.      Ilmu Pengetahuan
Ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum, dan akumulatif.
Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan. Dimulai dengan pengamatan,  kemudian menggolongkan dan membuktikan dengan cara berpikir analitis, sintesis, induktif, dan deduktif. Dan yang terakhir ialah pengujian kesimpulan.
Penelitian dasar bertujuan utama menambah pengetahuan ilmiah, sedangkan penelitian terapan adalah untuk menerapkan secara praktis pengetahuan ilmiah.

2.      Teknologi
Ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai suatu seni yang mengandung pengertian berhubungan dengan proses produksi.
Teknologi social pembangunan memerlukan semua science dan teknologi untuk dipertemukan dalam menunjang tujuan-tujuan pembangunan.
Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Rasionalitas
b.      Artifisialitas
c.       Otomatisme
d.      Teknis
e.       Monisme
f.       Universalisme
g.      Otonomi.
Teknologi yang berkembang dengan pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia, yaitu :
a.       Bidang ekonomi
b.      Bidang organisasi
c.       Bidang manusiawi.
Eksplorasi mengenai kehidupan masyarakat high transcience menghasilkan ringkasan sebagai berikut :
a.       Benda
b.      Tempat
c.       Manusia
d.      Organisasi
e.       Ide
Ciri-ciri teknologi Barat :
a.       Serba intensif dalam segala hal.
b.      Bersifat ketergantungan.
c.       Menganggap dirinya sebagai pusat/panutan.

3.      Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Nilai
Penerapan ilmu pengetahuan khususnya teknologi sering kurang memperhatikan masalah nilai, moral, atau segi-segi manusiawinya.
Sikap ilmuan dalam kaitan ilmu dan teknologi dengan nilai atau moral, yaitu:
a.       Golongan yang menyatakan bersifat netral terhadap nilai-nilai.
b.      Golongan yang menyatakan bersifat netral hanya dalam batas-batas metafisik keilmuan.
Dampak dari perkembangan pesat ilmu dan teknologi lebih banyak dirasakan di negara-negara dunia ketiga (berkembang), dirasakan ilmu dan teknologi menguasai manusia, kebudayaan, dana lam sendiri.
4.      Kemiskinan
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok. Seperti pangan, sandang, papan.
Kemiskinan menurut orang umum dapat dikategorikan dalam tiga unsur :
a.       Disebabkan mental seseorang.
b.      Disebabkan oleh bencana alam.
c.       Kemiskinan buatan.
Kemiskinan memiliki fungsi :
a.       Fungsi Ekonomi
b.      Fungsi Sosial
c.       Fungsi Kultural
d.      Fungsi Politik




Monday 9 November 2015

Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan



MASYARAKAT PERKOTAAN, ASPEK-ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
A.      PENGERTIAN MASYARAKAT
ü  Dalam arti luas         = masyarakat adalah kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat.
Dalam arti sempit   = masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu.
ü  Syarat-syarat disebut sebagai masyarakat :
1.       Harus ada pengumpulan manusia.
2.       Mempunyai tempat tinggal.
3.       Adanya peraturan atau undang-undang yang mengatur untuk mencapai tujuan bersama.
ü  Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dibagi dalam :
1.       Masyarakat paksaan.
2.       Masyarakat merdeka : masyarakat natuur dan masyarakat kultur.
ü  Dipandang dari sudut antropologi, 2 tipe masyarakat adalah :
1.       Satu masyarakat kecil yang belum begitu kompleks.
2.       Masyarakat yang sudah kompleks.

B.      MASYARAKAT PERKOTAAN
ü  Masyarakat perkotaan disebut juga dengan urban community.
ü  Ciri masyarakat kota :
1.       Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2.       Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain (individualis).
3.       Pembagian kerja di antara warga kota lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4.       Lowongan pekerjaan/kemungkinan mendapat pekerjaan lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
5.       Jalan pikiran yang rasional.
6.       Jalan kehidupan yang cepat.
7.       Perubahan-perubahan social tampak nyata di perkotaan.

C.      PERBEDAAN DESA DAN KOTA
Faktor pembeda :
1.       Jumlah dan kepadatan penduduk.
2.       Lingkungan hidup.
3.       Mata pencaharian.
4.       Corak kehidupan social.
5.       Stratifikasi social.
6.       Mobilitas social.
7.       Pola interaksi social.
8.       Solidaritas social.
9.       Kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional.



HUBUNGAN DESA DAN KOTA
Desa dan Kota seharusnya memiliki hubungan yang erat, bersifat ketergantungan. Karena di antara mereka saling membutuhkan.

ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
A.      Lingkungan Perkotaan mengandung 5 unsur :
1.       Wisma
2.       Karya
3.       Marga
4.       Suka
5.       Penyempurnaan
B.      Fungsi dan Tugas Aparatur Pemerintah :
1.       Aparatur kota arus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota.
2.       Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat.
3.       Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik.
4.       Dalam rangka pemekaran kota, harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dan di tingkat kabupaten.
C.      Pendekatan Penanganan Masalah Kota :
1.       Menekan angka kelahiran.
2.       Mengalihkan pusat pembangunan pabrik ke pinggiran kota.
3.       Membendung urbanisasi.
4.       Mendirikan kota satelit dimana pembukaan usaha relative rendah.
5.       Meningkatkan fungsi dan peranan kota-kota kecil atau desa-desa yang telah ada di sekitar kota besar.
6.       Transmigasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan.

MASYARAKAT PEDESAAN
A.      PENGERTIAN PEDESAAN
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri (menurut Sutardjo Kartohadikusuma).
Ciri-ciri masyarakat pedesaan :
1.       Mempunyai hubungan yang erat dan mendalam antara sesama masyarakat pedesaan.
2.       Sistem kehidupannya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
3.       Mata pencahariannya bersifat agraris.
4.       Masyarakatnya homogen.

B.      HAKIKAT DAN SIFAT MASYARAKAT PEDESAAN
Gejala-gejala Sosial :
1.       Konflik
2.       Kontraversi
3.       Kompetisi
4.       Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan.

C.      SISTEM NILAI BUDAYA PETANI INDONESIA
1.       Para petani di Indonesia umumnya menggangap bahwa hidupnya adalah sesuatu hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan.
2.       Beranggapan bahwa orang kerja untuk hidup.
3.       Berorientasi pada masa ini.
4.       Menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana alam.
5.       Untuk menghadapi alam hanya dengan bergotong-royong.

D.      UNSUR-UNSUR DESA
1.       Daerah
2.       Penduduk
3.       Tata kehidupan
4.       Letak

E.       FUNGSI DESA
Desa memiliki fungsi sebagai berikut :
1.       Sebagai tempat produksi pangan.
2.       Sebagai tempat produksi komoditi ekspor.
3.       Sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja.
4.       Sebagai desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dsb.
5.       Untuk meningkatkan ekspor dan memperoleh devisa.
6.       Jika hasil ekspor komoditi non minyak meningkat, maka dapat mengurangi ketergantungan terhadap hasil ekspor minyak.
Ciri-ciri masyarakat desa di Indonesia :
1.       Homogenitas Sosial = pola piker, pola sikap, dan pola pandangan yang sama dari setiap warganya dalam menghadapi suatu masalah.
2.       Hubungan Primer = anggota masyarakat satu dengan yang lain saling mengenal secara intim.
3.       Kontrol Sosial yang Ketat = sehingga jika terdapat kekurangan dari salah satu anggota masyarakat, maka anggota lain wajib untuk membenahi/membantunya.
4.       Gotong Royong = semua masalah kehidupan dilaksanakan secara gotong royong (murni atau timbal balik).
5.       Ikatan Sosial = setiap anggota masyarakat desa diikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan secara ketat (harus ditaati).
6.       Magis Religius = setiap kegiatan/kehidupan sehari-hari diarahkan kepada agama.
7.       Pola Kehidupan = setiap anggota hanya melaksanakan salah satu bidang kehidupan saja (pertanian, perkebunan, perikanan, atau peternakan) dan sifatnya statis/monoton.

URBANISASI DAN URBANISME
A.      Pengertian Urbanisasi
Proses perpindahan penduduk dari desa ke kota.
B.      Aspek Terkait Proses Urbanisasi
1.       Perubahan masyarakat desa menjadi masyarakat kota.
2.       Bertambahnya penduduk kota.
C.      Penyebab Terjadinya Urbanisasi
1.       Kota merupakan pusat pemerintahan atau menjadi ibu kota.
2.       Kota merupakan letak yang strategis untuk usaha-usaha perdagangan/perniagaan.
3.       Timbulnya industri di kota tersebut.
PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
A.      Lingkungan Umum dan Orientasi terdahap Alam
Kehidupan penduduk desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam.
B.      Pekerjaan atau Mata Pencaharian
Pada umumnya masyarakat pedesaan bekerja dengan bertani.
C.      Ukuran Komunitas
Komunitas pedesaan umumnya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
D.      Kepadatan Penduduk
Penduduk desa kepadatannya lebih rendah dibanding dengan kepadatan penduduk kota.
E.       Homogen dan Heterogenitas
Di kota lebih bersifat heterogen sedangkan di desa lebih bersifat homogen.
F.       Diferensiasi Sosial
Di kota berindikasi pentingnya derajat yang tinggi di dalam diferensiasi social. Sedangkan di desa relative berdiri sendiri dengan derajat yang rendah daripada diferensiasi social.
G.     Pelapisan Sosial
Kelas social di dalam masyarakat sering Nampak dalam perwujudannya seperti “piramida social”.
H.     Mobilitas Sosial
Mobilitas sering terjadi di kota dibandingkan dengan di daerah pedesaan.
I.        Interaksi Sosial
Di desa kontak pribadi per individu lebih sedikit. Sedangkan di kota, lebih sering kontak namun cenderung formal.
J.        Pengawasan Sosial
Tekanan social oleh masyarakat di pedesaan lebih kuat dibanding di kota.
K.      Pola Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di daerah pedesaan cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu dibandingkan dengan kota.
L.       Standar Kehidupan
Di kota, dengan konsentrasi dan jumlah penduduk yang padat, tersedia dan ada kesanggupan dalam menyediakan kebutuhan tersebut, sedangkan di desa terkadang tidak demikian.
M.    Kesetiakawanan Sosial
Kesetiakawanan di desa lebih tinggi dibanding di kota.
N.     Nilai dan Sistem Nilai

Nilai keagamaan dan kekeluargaan di desa lebih tinggi dibanding di kota. Namun nilai pendidikan di kota lebih tinggi daripada di kota.

Sunday 1 November 2015

Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat



PELAPISAN SOSIAL
A.      Pengertian
Social Stratification atau yang sering disebut dengan Pelapisan Masyarakat didefinisikan oleh Pitirim A. Sorokin yaitu : perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarchis).
Pelapisan masyarakat terbentuk karena terjadinya kelompok sosial. Kelompok sosial terbentuk karena masyarakat yang terdiri dari berbagai individu yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda sehingga terbentuk masyarakat yang heterogen.

B.      Pelapisan Sosial Ciri Tetap Kelompok Sosial
Dari zaman primitif hingga zaman modern seperti sekarang, pelapisan sosial itu tetap ada. Pembagian hak dan kewajiban ditentukan oleh kondisi pribadi, seperti bergantung pada jenis kelamin, suku bangsa, harta, jabatan, dll.

C.      Terjadinya Pelapisan Sosial
ü  Terjadi dengan sendirinya :
Proses ini terjadi mengikuti pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Bersifat alamiah dan otomatis.
ü  Terjadi dengan disengaja :
Terjadi pada organisasi formal. Pembagian kedudukan pada organisasi formal diperlukan agar organisasi itu dapat bergerak secara teratur untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sistem organisasi ini terbagi menjadi dua :
1.       Sistem fungsional = pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan atau sederajat dan harus bekerja sama.
2.       Sistem skalar = pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang secara vertikal.
Namun sistem organisasi ini memiliki kelemahan yaitu sulit menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat dan membatasi kemampuan-kemampuan individual.
D.      Pembedaan Sistem Pelapisan Menurut Sifatnya
1.       Sistem Pelapisan Masyarakat yang Tertutup
Pemindahan anggota masyarakat ke lapisan yang lain tidak mungkin terjadi pada sistem ini, kecuali karena faktor kelahiran. Sistem ini ditemui di dalam masyarakat yang feodal atau masyarakat yang berdasarkan realisme. Seperti di India dan Afrika Selatan.
2.       Sistem Pelapisan Masyarakat yang Terbuka
Pemindahan anggota masyarakat ke lapisan yang lain adalah hal yang mungkin dalam sistem ini. Setiap warga diberi kesempatan untuk bersaing dengan yang lain. Status yang diperoleh berdasarkan atas usaha sendiri disebut “Achieve status”.

E.       Kesimpulan dari Beberapa Teori Tentang Pelapisan Sosial

Ada yang membagi pelapisan masyarakat seperti ini :

Jika disimpulkan dari teori Aristoteles, Prof. Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA., Vilfredo Pareto, Gaotano Mosoa, dan Karl Marx terkait kriteria yang biasanya dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam lapisan sosial yaitu :
1.       Ukuran kekayaan.
2.       Ukuran kekuasaan.
3.       Ukuran kehormatan.
4.       Ukuran ilmu pengetahuan.

KESAMAAN DERAJAT
Sifat hubungan manusia dan lingkungan masyarakat adalah timbal balik. Yang artinya setiap individu memiliki hak dan kewajiban. Untuk dapat melaksanakan hak dan kewajiban pemerintah memberikan jaminan melalui ditetapkannya Undang-undang terkait Hak Asasi Manusia dan berlaku untuk setiap orang tanpa kecuali.
A.      Persamaan Hak
Mengenai persamaan hak selanjutnya dicantumkan pada Pernyataan Sedunia Tentang Hak-hak (Asasi) Manusia atau Universitas Declaration of Human Right (1948) dalam Pasal 1, Pasal 2 ayat 1, dan Pasal 7.

B.      Persamaan Derajat di Indonesia
Negara Republik Indonesia menganut asas bahwa setiap warga negara tanpa terkecuali memiliki kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan. Dalam UUD 1945 mengenai hak dan kewajiban yang berkaitan dengan adanya persamaan derajat dan hak juga tercantum dalam pasal-pasalnya secara jelas, yaitu Pasal 27, 28, 29, dan 31.

ELITE DAN MASSA
Elite :
A.      Pengertian Elite
Posisi di dalam masyarakat di puncak struktur-struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas.

B.      Fungsi Elite dalam Memegang Strategi
Ada dua kecenderungan yang digunakan untuk menentukan elite dalam masyarakat :
ü  Fungsi Sosial
ü  Pertimbangan-pertimbangan yang bersifat moral.
Kedua kecenderungan tersebut menurut Parson melahirkan dua macam elite :
ü  Elite Internal = menyangkut integrase moral serta solidaritas social yang berhubungan dengan perasaan tertentu pada saat tertentu, sopan santun, dan keadaan jiwa.
ü  Elite Eksternal = meliputi pencapaian tujuan dan adaptasi, berhubungan dengan problem-problem yang memperlihatkan sifat yang keras, masyarakat lain, atau masa depan yang tak tentu.
Sehubungan dengan fungsi yang harus dijalankan oleh elite dalam memegang pimpinan ia harus dapat mengatur strategi yang tepat :
1.       Elite politik (elite yang berkuasa dalam mencapai tujuan).
2.       Elite ekonomi, militer, diplomatic, dan cendekiawan, mereka yang berkuasa atau mempunyai pengaruh dalam bidang itu).
3.       Elite agama, filsuf, pendidik, dan pemuka masyarakat.
4.       Elite yang dapat memberikan kebutuhan psikologis.
Massa
A.      Istilah Massa
Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan.

B.      Hal-hal yang Penting dalam Massa
1.       Keanggotaannya berasal dari seluruh lapisan masyarakat.
2.       Massa merupakan kelompok yang anonim.
3.       Sedikit sekali interaksi antar-anggotanya.
4.       Very loosely organized.

C.      Peranan Individu-individu di dalam Massa
Peranan individu di dalam massa penting sekali, karena massa adalah terdiri dari individu-individu yang menyebar secara luas di berbagai kelompok-kelompok dan kebudayaan-kebudayaan setempat.

D.      Masyarakat dan Massa
Massa merupakan gambaran kosong dari suatu masyarakat atau persekutuan. Ia tidak memiliki organisasi sosial, tidak ada lembaga tradisi, tidak memiliki serangkaian aturan atau ritual, tidak terdapat sentiment-sentimen kelompok yang terorganisir, tidak ada struktur status peranan, serta tidak mempunyai kepemimpinan yang mantap.

E.       Hakikat dan Perilaku Massa
Secara paradoksial, bentuk perilaku massa terletak pada garis aktivitas individual dan bukan pada tindakan bersama.

F.       Peranan Elite terhadap Massa
1.       Elite penentu dapat dilihat sebagai suatu lembaga kolektif yang merupakan pencerminan kehendak-kehendak masyarakatnya.
2.       Sebagai lembaga politik, elite penentu mempunyai peranan memajukan kehidupan masyarakatnya.
3.       Elite penentu memiliki peranan moral dan solidaritas kemanusiaan.
4.       Elite penentu lainnya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pemuasan hedonik atau pemuasan instrinsik lainnya bagi manusia.

PEMBAGIAN PENDAPATAN
A.      Komponen Pendapatan
Pemilik faktor produksi yang telah menyerahkan atau mengikutsertakan faktor produksinya ke dalam proses produksi akan memperoleh balas jasa. Semua balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor produksi tersebut merupakan pendapatan nasional. Besar kecilnya tergantung dari peranan atau penting tidaknya faktor produksi tersebut. Selain itu, dipengaruh juga oleh sistem distribusi dan redistribusi yang berlaku.

B.      Perhitungan Pendapatan
Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi besarnya upah atau sewa tanah :
1.       Sewa tanah.
2.       Upah.
3.       Bunga modal.
4.       Laba pengusaha.

C.      Distribusi Pendapatan
Tingkat Income Perkapita merupakan alat ukur untuk membandingkan kemakmuran suatu negara dengan negara lain.
Terdapat dua konsep cara pendistribusian pendapatan nasional sesuai dengan sistem perekonomian yang diterapkan :
ü  Diatur oleh hukum permintaan dan penawaran secara bebas melalui pasar.
ü  Diatur oleh (terdapat campur tangan) pemerintah.