Tuesday 26 April 2016

Manusia dan Keadilan


"Saya tidak punya uang pak, anak lelaki yang biasa mencari uang untuk kami sedang sakit parah ditambah cucu saya merengek kelaparan, makanya saya ambil singkong itu karena bingung mau makan apa," kata nenek kepada hakim.

Ya, betapa tak masuk akal, sebuah perusahaan besar yang mempunyai untung besar, menuntut seorang nenek yang hanya mengambil singkong yang jika diuangkan tak seberapa. Padahal dalam hukum Islam pun, tak mengapa mencuri makanan jika kondisinya sudah seperti itu, tapi hanya untuk mengganjal perut. Benar kata hakim “Saya atas nama pengadilan, menjatuhkan denda kepada setiap orang yang hadir diruang sidang sebesar 50 ribu. Sebab anda menetap dikota ini, yang membiarkan seseorang kelaparan sampai harus mencuri untuk memberi makan cucunya”. Karena di dalam Islam juga seperti itu, tak boleh membiarkan ada orang mati kelaparan. Jika ada maka berdosa untuk setiap 40 rumah di setiap sudut tempat tinggal orang yang mati kelaparan. Namun sayangnya tidak memakai hukum Islam sehingga ada saja orang yang tak punya hati menuntut seperti itu. Sayangnya saat ini tak ada pemimpin muslim yang mampu mengatur semuanya seperti seharusnya yang akan membawa kepada kesejahteraan.

Nenek ini tidak mendapatkan keadilan, dari perusahaan yang menuntutnya, dari hukum yang berlaku saat ini, dan dari kehidupan yang keras ini. Suatu cobaan yang besar bagi nenek ini dan keluarganya. Seharusnya seorang pemimpin dapat menjamin kesejahteraan bagi rakyatnya, menjamin keadilan.

Allah Swt berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menjalankan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan suatu hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil”…(Qs. An-Nisa : 58). 

Rasulullah SAW pun mengingatkan para pemimpin, “Siapa saja yang dianugerahkan Allah sebagai pemimpin, tetapi dia tidak berbuat sesuatu untuk kebaikan umatnya (malah sebaliknya menipu dan menzalimi umatnya ), allah akan mengharamkan surga untuknya.” (HR. Bukhari).

Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda, “Asyaddunnaasi ‘azaban yaumul qiyamati imamun jair”. (Orang yang paling sakit siksaan di hari kiamat adalah pemimpin yang zalim (curang).” (HR. Thabrani dari Abdullah bin Mas’ud). 

Dari hadits dan ayat diatas, maka seharusnya nenek yang mencuri singkong demi bertahan hidup mendapat keadilan dari seorang pemimpin (negara).