Sunday, 13 November 2016

DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI


A.    Pengertian Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen atau unit-unit kerja dalam sebuah organisasi. Struktur organisasi menunjukan bahwa adanya pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda yang dikoordinasikan. Dan selain itu struktur organisasi juga menunjukkan mengenai spesialisasi-spesialisasi dari pekerjaan, saluran perintah maupun penyampaian laporan.

B.     Fungsi Struktur Organisasi
            Adapun fungsi atau kegunaan dari struktur dalam sebuah organisasi, berikut dibawah ini penjelasannya:
1.      Kejelasan tanggung jawab.
        Setiap anggota dari organisasi harus dapat bertanggung jawab dan juga apa saja yang harus dipertanggungjawabkan. Setiap anggota suatu organisasi tentunya harus dapat bertanggung jawab kepada pimpinannya atau kepada atasannya yang telah memberikan kewenangan, karena pelaksanaan atau implementasi kewenangan tersebut yang perlu dipertanggungjawabkan. Itulah fungsi struktur organisasi tentang kejelasan tanggung jawab.
2.      Kejelasan kedudukan.
        Yang selanjutnya yaitu kejelasan mengenai kedudukan,disini artinya anggota atau seseorang yang ada didalam struktur organisasi sebenarnya dapat mempermudah dalam melakukan koordinasi dan hubungan, sebab adanya keterkaitan penyelesaian mengenai suatu fungsi yang telah di percayakan kepada seseorang atau anggota.
3.      Kejelasan mengenai jalur hubungan.
        Fungsi selanjutnya yaitu sebagai kejelasan jalur hubungan maksudnya dalam melaksanakan pekerjaan dan tanggung jawab setiap pegawai didalam sebuah organisasi maka akan dibutuhkan kejelasan hubungan yang tergambar dalam struktur sehingga dalam jalur penyelesaian suatu pekerjaan akan semakin lebih efektif dan dapat saling memberikan keuntungan.
4.      Kejelasan uraian tugas.
        Dan Fungsi lainnya yaitu kejelasan mengenai uraian tugas didalam struktur organisasi akan sangat membantu pihak atasan atau pimpinan untuk dapat melakukan pengawasan maupun pengendalian, dan juga bagi bawahan akan dapat lebih berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan karena uraian yang jelas. Itulah salah satu fungsi sebagai kejelasan uraian tugas.

C.    Dimensi Struktur Organisasi.
Empat desain keputusan (pembagian kerja, pendelegasian kewenangan, pembagian departemen, dan rentang kendali) menghasilkan struktur organisasi, Para peneliti dan praktisi manajemen berusaha untuk mengembangkan pemahaman mengenai hubungan antar struktur dan kinerja, sikap, keefektifan, dan variabel lainnya. Secara umum, gambaran mengenai struktur meliputi formalisasi, sentralisasi, dan kerumitan.
1.      Formalisasi.
Formalisasi mengacu derajat dimana segala harapan mengenai cara dan tujuan pekerjaan dirumuskan, ditulis dan diberlakukan. Suatu organisasi yang sangat formal, akan memuat prosedur dan aturan yang ketat dalam setiap kegiatan / pekerjaan di dalam organisasi. Dengan demikian, semakin formal suatu organisasi, maka semakin ketat pula aturan dan prosedur kerja. Formalisasi merupakan hasil dari spesialisasi kerja yang tinggi, pendelegasian kewenangan yang tinggi, pembagian departemen berdasarkan fungsi, dan luasnya rentang kendali.
2.      Sentralisasi.
Sentralisasi merupakan dimensi struktur organisasi yang mengacu pada derajat dimana kewenangan untuk mengambil keputusan dikuasai oleh manajemen puncak. Hubungan sentralisasi dengan empat desain keputusan adalah sebagai berikut : Semakin tinggi spesialisasi kerja, semakin besar sentralisasi, Semakin sedikit kewenangan yang didelegasikan, semakin besar sentralisasi, Semakin besar penggunaan departemen berdasarkan fungsi, semakin besar sentralisasi, Semakin luas rentang kendali, semakin besar sentralisasi.
3.      Kerumitan.
Kerumitan (complexity) adalah suatu struktur organisasi yang mengacu pada jumlah pekerjaan atau unit yang berbeda dalam organisasi.
D.    Departementalisasi.
Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi sebagai berikut :
ü  Fungsi
ü  Produk atau jasa
ü  Wilayah
ü  Langganan
ü  Proses atau peralatan
ü  Waktu
ü  Pelayanan
ü  Alpa-numeral      
ü  Proyek atau matriks
1.      Departementalisasi Fungsional
Departementalisasi fungsional mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan-kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi.
Kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi- funsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
Pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inofatif.
2.      Departementalisasi Divisional
Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).
Divisionalisasi produk adalah pola logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metode-metode pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi. Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah. Departementalisasi wilayah , kadang-kadang juga disebut depertementalisasi daerah, regional atau geografis , adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya.

E.       Model-model Desain Organisasi.
Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain organisasi Mekanistik dan Desain organisasi orgranik.
1.      Desain Organisasi Mekanistik.
ü  Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
ü  Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
ü  Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental.
ü  Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
ü  Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
2.      Desain Organisasi Organik.
ü  Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
ü  Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
ü  Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
ü  Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.
Desain organisasi yang efektif tidak dapat berpedoman pada teori sebagai satu cara terbaik melainkan manajer harus menerima sudut pandang bahwa desain mekanistik atau desain organik lebih efektif bagi organisasi atau sub-sub untit di dalamnya.

F.       Implikasi Manajerial Desain dan Struktur Organisasi.
Dapat menghasilkan struktur atau susunan yang berkualitas didalam suatu organisasi, karena ada teori yang mengatakan posisi adalah kualitas maka setiap orang yang menempati posisi yang ia kuasai dalam suatu organisasi akan menghasilkan kontribusi besar dalam suatu organisasi tersebut. itulah alasan mengapa diperlukan implikasi manajerial desain dan struktur organisasi.


Sumber :

TREND INOVASI MASA DEPAN

      Pada tugas kali ini saya akan memaparkan imajinasi saya tentang teknologi yang akan trend dimasa depan, mungkin tidak terlalu rumit dan sering kita jumpai orang-orang yang sangat membutuhkan benda satu ini, yap itu charger smartphone. Era global ini memaksa manusia melakukan sesuatu serba digital, mulai dari tugas, pekerjaan, dan lain sebagainya. Tentu, masing masing dari orang pasti setidaknya memiliki satu atau lebih smartphone, namun apakah sebuah smartphone bisa bertahan untuk waktu yang cukup lama? Tentu, jika kalian baru membeli sebuah smartphone, kalian akan merasakan bagaimana smarthone itu bertahan untuk waktu yang cukup lama, namun jika smartphone kita sudah berumur cukup panjang, akankah sama daya tahan baterai smartphone tersebut seperti waktu kita baru membeli? Tentu akan jauh berbeda bukan?

   Walaupun sudah diciptakannya sebuah powerbank untuk mengisi daya smartphone kalian, itu tidak akan cukup, karena powerbank juga butuh daya agar bisa mentransfer daya dari powerbank tersebut ke smartphone kalian. Lagipula, umur dari powerbank tersebut juga takkan bertahan lama, paling tidak 6-12 bulan, kalian sudah harus mengganti dengan powerbank yang baru.

     Disini saya berimajinasi, akan membuat sebuat charger smartphone yang simple, dan juga mendapat daya pada saat mengisi smartphone kalian? Kok bisa? Tentu saja, sekarang saja sudah ada powerbank yang bisa mengisi daya lewat tenaga surya, kenapa charger smartphone tidak bisa? Saya ingin menciptakan mini-charger, dengan kata lain, hanya ujung bagian kepala dari charger tersebut untuk mengisi daya smartphone kalian. Jika kalian mempunyai sebuah mouse wireless, charger tersebut sama modelnya dengan sambungan dari mouse wireless tersebut. Kebayang kan?

    Jadi nantinya, mini charger ini gaperlu kalian lepas dari smartphone kalian. Orang pasti berpikir karena ukurannya yang kecil bakal mudah hilang dan sebagainya. Gak perlu khawatir, mini charger ini akan terus menempel pada smartphone kalian, dan kalian hanya perlu menekan tombol on jika ingin mengisi daya smartphone kalian. Lalu, gimana bisa mini charger mendapat daya kalau ga dicopot dari smartphone? Disini saya akan membuat mini charger mengisi daya lewat tenaga surya, lewat cahaya yang nantinya otomatis akan mengisi daya dari mini charger tersebut.

    Jadi, sambil mengisi daya smartphone kalian, mini charger itu akan mengisi dayanya sendiri, enak kan? Gaperlu pusing untuk mencari soket untuk mengecharge smartphone kalian, ataupun harus membawa powerbank yang ukurannya bisa memakan tempat. Dengan mini charger ini, kalian juga nanti akan dibeli kabel sambungan yang otomatis akan langsung menempel pada ujung dari mini charger tersebut, seandainya kalian mengisi daya smartphone kalian dirumah, ataupun dikantor. Dan dari mini charger ini pun, mengurangi resiko jatuhnya smartphone kalian jikalau kalian tidak sengaja lewat dan tersandung pada saat kalian mengisi daya smartphone kalian dirumah, kabel dari mini charger akan otomatis terlepas tanpa menjatuhkan smartphone kalian. Safety bukan? Karna sekarang sudah adanya magnetic charger tersebut yang dibuat, saya menambah inovasi dengan memberikan daya pada ujung dari charger tersebut agar ketika kita pergi keluar dan sangat membutuhkan smartphone, tidak perlu khawatir akan kehabisan daya dari smartphone tersebut.


   Jika earphone saja sudah bisa otomatis tanpa menggunakan kabel, masa iya nantinya tidak ada charger tanpa kabel, yang bisa mengisi daya tanpa repot menggunakan kabel dan mencari soket dimana mana. Zaman ini sudah sangat maju. Dan kitalah yang akan memajukannya kembali untuk masa yang akan datang. Tentu dengan sebuah inovasi dan imajinasi, segalanya bisa terjadi, dan bisa sangat berguna bagi manusia kedepannya.

Saturday, 5 November 2016

KEPEMIMPINAN



1. Apa itu Kepemimpinan?
   Kepemimpinan atau leadership berarti adalah sifat, kapasitas dan kemampuan seseorang dalam memimpin. Menurut Charteris-Black (2007), definisi dari kepemimpinan adalah “leadership is process whereby an individual influence a group of individuals to achieve a common goal”. Kepemimpinan adalah sifat dan nilai yang dimiliki oleh seorang leader.
   Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepadapengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukanya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.

2. Apa Fungsi Pemimpin?
   Fungsi yang utama adalah membantu kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja secara lebih efisien dalam peranannya sebagai pelatih seorang pemimpin dapat memberikan bantuan-bantuan yang khas. Yaitu :
  • Pemimpin membantu akan terciptanya suatu iklim sosial yang baik.
  • Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur-prosedur kerja.
  • Pemimpim membantu kelompok untuk mengorganisasi diri.
  • Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan sama dengan kelompok.
  • Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman.

3. Apa Saja Teori-teori dalam Kepemimpinan?

   a. Trait theory (Teori sifat)
   Teori ini menekankan bahwa sifat, kepribadian, sosial, fisik dan intelektual akan memengaruhi pemimpin satu dengan pemimpin yang lain. Dalam teori ini dapat dipahami timbul suatu pemimpinyang memiliki sifat – sifat tertentu seperti pemimpin yang karismatik, pemberani, ataupun pemimpin yang rendah hati. Pendekatan ini menekankan bahwa pemimpin itu dibentuk dari sifat – sifat yang dibawa seseorang mulai dari lahir. Pendekatan ini mengabaikan faktor situasional yang berkembang sebagai akibat interaksi antara pimpinan dan bawahan yang mungkin secara signifikan berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan seseorang.

   b. Behavior theory (Teori perilaku)
   Teori perilaku kepemimpinan mengemukakan bahwa perilaku spesifik membedakan pemimpin satu dengan pemimpin yang lainnya. Pendekatan ini menitik beratkan pada dua aspek penting dalam kepemimpinan yaitu fungsi – fungsi kepemimpinan dan gaya kepemimpinan. Perbedaan dengan teori sifat bahwa dalam teori sifat menyataka bahwa kepemimpinan dibawa dari lahir sehingga berbeda untuk setiap orang, maka berdasarkan pendekatan perilaku, kepemimpinan dapat dibentuk dengan dengan adanya latihan keperilakuan yang berhubungan dengan sifat kepemimpinan. 

   c. Teori Situasional Hersey & Blanchard
   Teori situasional menfokuskan pada kesiapan pengikut. Kepemimpinan yang berhasil disesuaikan dengan situasi yang berkembang tergantung tingkat kesiapan dan kedewasaan bawahannya. Menurut pendekatan ini, bawahan berperan penting dalam menentukan gaya kepemimpinan yang cocok bagi mereka dan bagi pemimpin yang akan menjadi atasan.
Menurut Hersey & Blanchard, gaya kepemimpinan seseorang berkembang sejalan dengan tingkat kesiapan pengikut untuk mengikuti pemimpin, sehingga ada empat tahapan:

  • Ketika kesiapan pengikut/anggota masih rendah (R1), gaya kepemimpinan yang tepat adalah perintah (telling), dimana orientasi tugas tinggi, hubungan rendah. Pimpinan memberikan instruksi secara spesifik dan memantau kinerja karyawan dengan ketat
  • Ketika kesiapan pengikut/anggota sudah semakin siap (R2), gaya kepemimpinan yang tepat adalah menjual (selling), dimana orientasi tugas tinggi, hubungan tinggi. Pimpinan memberikan instruksi tetapi karyawan diberi kesempatan untuk melakukan klarifikasi jika dibutuhkan
  • Ketika kesiapan pengikut/anggota sudah semakin siap lagi (R3), gaya kepemimpinan yang tepat adalah berperan serta (participating), dimana orientasi tugas rendah, hubungan tinggi. Pimpinan sudah tidak banyak memberikan instruksi pekerjaan dan karyawan diberi kesempatan untuk mengutarakan pendapat dalam pengambilan keputusan
  • Ketika kesiapan pengikut/anggota sudah siap (R4), gaya kepemimpinan yang tepat adalah mendelegasikan (delegating), dimana orientasi tugas rendah, hubungan rendah. Pimpinan memberikan langsung mendelegasikan pekerjaan karena karyawan dianggap sudah sangat siap 
   d. Contingency Theory (Teori Kemungkinan)
   Mary Forker menyatakan bahwa ada tiga variabel kritis yang memengaruhi keberhasilan kepemimpinan yaitu pemimpin, bawahan, dan situasi, yang mana ketiganya saling berinteraksi dan berhubungan. Pemimpin seharusnya berorientasi pada kelompok yang ada bukan pada kekuasaan.



4. Tipologi Kepemimpinan
   Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada dalam kelompok. Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya antara lain:

   a. Tipe Otokratis
   Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.

   b. Tipe Militeristis
   Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

   c. Tipe Paternalistis.
   Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.

   d. Tipe Karismatik.
   Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.

   e. Tipe Demokratis.
   Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

5. Apa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan?
   Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan mempengaruhi orang atau kelompok menuju tujuan tertentu, kita pemimpin, dipengaruhi oleh beberapa factor. Factor-faktor itu berasal dari diri kita sendiri, pandangan kita terhadap manusia, keadaan kelompok dan situasi waktu kepemimpina kita laksanakan. Orang yang memandang kepemimpinan sebagai status dan hak untuk mendapatkan fasilitas, uang, barang, jelas akan menunjukkan praktek kepemimpinan yang tidak sama dengan orang yang mengartikan kepemimpinan sebagai pelayanan kesejahteraan orang yang dipimpinnya. Factor-faktor yang berasal dari kita sendiri yang mempengaruhi kepemimpinan kita adalah pengertian kita tentang kepemimpinan, nilai atau hal yang kita kejar dalam kepemimpinan, cara kita menduduki tingkat pemimpin dan pengalaman yang kita miliki dalam bidang kepemimpinan.


6. Implikasi Manajerial Kepemimpinan dalam Organisasi
   Sebab yang terjadi bila implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi adalah akan menciptakan kepemimpinan yang baik karna adanya proses manajemen yang direncanakan. Karena induk dari sebuah perusahaan adalah pemimpin jadi bila pemimpin nya berkualitas maka perusahaan tersebut akan menjukukan kualitasnya.



Sumber :