15115229
Nurul Ghina Qonita
PENDAHULUAN
Pertumbuhan penduduk mendorong
pertumbuhan aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dsb.
Pertumbuhan/perkembangan kebudayaan merupakan pemanfaatan dan pengembangan dari
akal budi yang dimiliki manusia, yang berakibat merubah cara berpikir manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbuhan penduduk berpengaruh
terhadap jumlah dan komposisi penduduk, serta kondisi sosial ekonomi daerah,
negara, dan dunia. Pertumbuhan penduduk meningkat semakin cepat berdasarkan
tabel dibawah ini :
Perkembangan
Penduduk Dunia
Tahun
1830-2006
|
||
Tahun
|
Jumlah
Penduduk
|
Perkembangan
per-tahun
|
1830
|
1 milyard
|
-
|
1930
|
2 milyard
|
1 %
|
1960
|
3 milyard
|
1,7 %
|
1975
|
4 milyard
|
2,2 %
|
1987
|
5 milyard
|
2%
|
1996
|
6 milyard
|
2%
|
2006
|
7 milyard
|
2%
|
Sumber
: Iskandar N, Does Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia
|
Faktor-faktor demografi dari
pertambahan penduduk adalah kematian (mortalitas), kelahiran (fertilitas), dan
migrasi.
1. Kematian
a. Tingkat
Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR) :
Banyaknya orang
yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tsb
(Juni).
b. Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death
Rate/ASDR) :
Dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, dan
pekerjaan.
2. Kelahiran
a. Tingkat Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR) :
Jumlah kelahiran hidup pada suatu daerah pada
tahun tertentu tiap 1.000 penduduk pada pertengahan tahun tsb.
b. Angka Kelahiran Umum (General Fertility
Rate/GFR) :
Angka yang menunjukkan jumlah kelahiran per
1.000 wanita usia produktif (usia 15-44 tahun atau 15-49 tahun)
c. Tingkat Kelahiran Khusus (Age Specific Fertility
Rate/ASFR) :
Menunjukkan banyaknya kelahiran menurut umur
dari wanita yang berada dalam kelompok umur 15-49 tahun.
3. Migrasi
a. Dinamika penduduk memiliki 2 istilah, yaitu
migrasi dan mobilitas. Mobilitas lebih luas dari migrasi.
b. Proses migrasi ada 2, yaitu migrasi bertahap dan
migrasi langsung.
c. Akibat migrasi : Urbanisasi (migrasi dari desa
ke kota), Migrasi Interregional, dan Migrasi antarnegara.
Peranan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yaitu untuk mengetahui :
a. Cepat atau lambatnya pertumbuhan penduduk di
suatu daerah.
b. Rasio ketergantungan.
c. Jumlah wanita dalam usia subur.
d. Jumlah tenaga kerja yang tersedia.
e. Berdasarkan tempat tinggal.
f. Bentuk piramida bentuk.
Menurut John Clark pertumbuhan penduduk dikatakan cepat bila golongan umur 0-14 tahun > 40% dari golongan umur 60 tahun dan >= atau < 10%.
Bentuk piramida penduduk berfungsi untuk mengetahui cepat atau lambatnya pertumbuhan penduduk suatu daerah.
Ada 3 jenis struktur penduduk :
1. Piramida penduduk muda :
Menggambarkan komposisi penduduk dalam
pertumbuhan dan sedang berkembang. Contoh : India, Brazilia, Indonesia.
2. Piramida stasioner :
Menggambarkan keadaan penduduk yang tetap
(statis). Contoh : Swedia, Belanda, Skandinavia.
3. Piramida penduduk tua :
Menggambarkan adanya penurunan tingkat
kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian kecil sekali. Contoh : Jerman,
Inggris, Belgia, Perancis.
Rasio Ketergantungan (Dependency of Ratio/DR) : angka yang
menunjukkan perbandingan jumlah penduduk golongan umur yang belum produktif dan
sudah tidak produktif kerja lagi dengan jumlah penduduk golongan umur produktif
kerja. (dinyatakan dalam persen (%)).
A. Zaman Batu sampai Zaman Logam
1. Zaman Batu Tua (Paleolithikum) : peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam.
2. Zaman Batu Muda (Neolithikum) : hidup menetap, membuat rumah, membentuk kelompok masyarakat desa, bertani dan beternak, telah mengenal mengecor/mencairkan logam dari biji besi, dan menuangkan ke dalam cetakan-cetakan serta mendinginkannya, peralatan senjata berburu dan berperang. Misalnya kapak berbentuk sepatu dari bahan perunggu.
1. Zaman Batu Tua (Paleolithikum) : peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam.
2. Zaman Batu Muda (Neolithikum) : hidup menetap, membuat rumah, membentuk kelompok masyarakat desa, bertani dan beternak, telah mengenal mengecor/mencairkan logam dari biji besi, dan menuangkan ke dalam cetakan-cetakan serta mendinginkannya, peralatan senjata berburu dan berperang. Misalnya kapak berbentuk sepatu dari bahan perunggu.
B. Kebudayaan Hindu dan Budha.
Agama Hindu masuk ke Indonesia pada abad
ke-3 dan ke-4. Sedangkan agama Budha masuk ke Indonesia pada abad ke-5.
Hinduisme dan Budhisme melahirkan karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam
seni bangunan/arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra. Contoh :
Candi Prambanan, Candi Badut, Candi Jago, dan Candi Borobudur (yang merupakan
Candi Budha terbesar dan termegah di Asia Tenggara).
C. Kebudayaan Islam
Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad
ke-15 dan ke-16 dan dibawa oleh Wali Sanga. Islam masuk ke Indonesia dengan
cara baik-baik sehingga mudah diterima oleh masyarakat. Agama Islam berkembang
pesat dan menjadi agama mayoritas di Indonesia. Kebudayaan Islam memberi saham
yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.
D. Kebudayaan Barat
Kebudayaan Barat masuk ke Indonesia melalui
kaum penjajah, terutama bangsa Belanda. Salah satu pengaruh kebudayaan Eropa
yang masuk kedalam kebudayaan Indonesia adalah agama Katolik dan Kristen
Protestan. Agama-agama tersebut biasanya disiarkan dengan sengaja oleh
organisasi-organisasi penyiaran agama.
Bangsa Indonesia menerima kebudayaan yang datang dari luar,
namun kebudayaan yang dimilikinya tidaklah diabaikan. Sehingga munculah istilah
“Bhineka Tunggal Ika” yang bermakna harus saling menghargai perbedaan karena
kita adalah bangsa Indonesia, bangsa yang menjunjung tinggi kesatuan dan
persatuan.
Kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari kepribadian
bangsa tersebut. Setiap masyarakat mempunyai sistem nilai dan sistem kaidah
sebagai konkretisasi. Sifat-sifat kepribadian yang berakar dari adat istiadat
dan ajaran agama pada suatu kelompok masyarakat dapat dikukuhkan sebagai hukum
adat.
Contoh : jika ada wanita hamil tanpa memiliki suami, kalau
di Indonesia wanita tersebut akan dikucilkan, direndahkan, dan dihina.
Sedangkan kalau di Barat dianggap wajar. Karena budaya bangsa Indonesia berakar
dari ajaran agama, tidak membenarkan hal semacam itu.